Akses Internet yang semakin luas hingga ke level anak-anak, tentu meningkatkan kekhawatiran orang tua akan kejahatan dunia maya.
Hal ini diamini Barrie Ooi, Head of Windows Live Southeast Asia Microsoft. Karena, menurutnya, potensi anak-anak menjadi korban kejahatan jauh lebih besar daripada orang dewasa.
Terdapat berbagai cara bagi orang tua dan orang dewasa untuk melindungi anak-anak sebagai obyek kejahatan dan pelecehan.
"Pertama, dukung anak-anak dan teman mereka untuk saling menjaga. Cara ini akan secara drastis mengurangi kemungkinan mereka dijadikan sebagai target kejahatan," kata Ooi dalam keterangan tertulisnya yang diterima VIVAnews, Jumat 19 Maret 2010.
Selain itu, orang tua juga bisa meletakkan komputer keluarga dan mainan dengan koneksi internet (seperti Xbox) di tengah rumah agar memudahkan pengawasan aktivitas online anak-anak.
"Tanyakan kepada anak-anak, apa yang mereka lakukan ketika sedang online, dan usahakan untuk mendapatkan jawaban yang rinci," papar Ooi lebih lanjut. "Minta pula pada mereka untuk memberikan 'tur online' pada website-website yang sering mereka kunjungi, dan aktivitas online lainnya," jelasnya.
Keempat, Anda bisa melakukan diskusi mendalam mengenai kejahatan dunia maya (cyber crime) dengan anak, yang mungkin mengakses internet di tempat yang berbeda-beda, termasuk di warnet atau di manapun, di mana mereka tidak selalu terpantau oleh Anda.
Supaya terbangun interaksi yang baik, pastikan pula anak-anak merasa nyaman melaporkan kejahatan yang mereka alami kepada Anda. "Janjikan dia akan melaporkan insiden apapun, jika mereka mau. Misalnya, dengan melakukan pendekatan kepada orang tua si pelaku tindak kejahatan, guru, atau pihak manapun yang berpotensi memperburuk keadaan. Pikirkan strategi terbaik untuk melatih anak Anda," tutur Ooi.
Terakhir, yang paling mendasar, berikan gambaran jelas kepada anak-anak, mengenai hal yang akan mereka hadapi apabila memiliki keterlibatan dalam kejahatan dunia maya dengan orang lain.