Pakistan ikut memblokir YouTube dan ratusan situs lainnya sejak ramai kasus kontes menggambar Nabi Muhammad di Facebook. Google curiga, pemblokiran situs berbagi video miliknya itu bukan semata karena bentuk protes atas pelecehan umat Islam saja, namun ada juga muatan politik buruk di dalamnya.
"Saya saya selalu curiga terhadap larangan yang dibuat meluas seperti ini," kata CEO Google Eric Schmidt, di tengah pertemuan dengan para anggota New America Foundation, lembaga kebijakan publik non-profit yang dikepalainya.
"Dalam setiap kasus yang kami cermati, ada alasan di balik alasan resmi lainnya. Ada banyak alasan politik buruk saat (Pakistan) melakukan pemblokiran di saat bersamaan. Saya sangat curiga".
Sebelumnya, Pakistan Telecommunication Authority, Ditjen Postel Kementerian Kominfo-nya Pakistan, memblokir akses ke situs jejaring sosial seperti Facebook, Youtube, Twitter dan lebih dari 450 situs lainnya. Pakistan juga memblokir situs Wikipedia yang dianggap menumbuhkan konten-konten asusila.
Langkah itu dilakukan Pakistan sebagai bentuk protes terhadap Facebook, di mana salah satu grup penggunanya telah menghina Islam dengan munculnya fan page 'Everyone Draw Mohammed Day'. Fan page tersebut mengajak anggota Facebook untuk ikut kontes menggambar sketsa Nabi Muhammad dan memposting-nya di Facebook pada tanggal 20 Mei kemarin.
Fan page yang ramai diributkan ini didirikan oleh Molly Norris, kartunis asal Seattle, AS, sebagai bentuk respon atas sensor adegan Nabi memakai kostum beruang pada film kartun South Park episode ke-201 oleh stasiun televisi Comedy Central.
Di Indonesia, Menkominfo Tifatul Sembiring telah menyurati Facebook untuk menghapus akun fan page tersebut. Facebook pun menyatakan telah menghapus fan page yang dimaksud, meski ada juga pengguna yang hingga kini mengaku masih bisa mengaksesnya.