Aktivitas jejaring sosial ternyata bisa membuat orang lupa dengan keamanan data pribadi.
Buktinya, menurut sebuah riset terakhir yang dilakukan oleh Consumer Reports Magazine, lebih dari separuh pengguna jejaring sosial tanpa disadari membagi informasi penting kepada orang, meningkatkan resiko mereka untuk menjadi target kejahatan cyber.
Seperti dikutip dari ComputerWorld, 52 persen orang dewasa yang menggunakan Facebook, MySpace, dan Twitter mengaku memposting informasi dan berbagai fakta pribadi yang bisa dielaborasi oleh para kriminil cyber untuk melakukan pencurian identitas.
Mereka tanpa pikir panjang menuliskan beberapa data seperti tanggal lahir lengkap, alamat rumah, rencana liburan mendatang, dan lain sebagainya. Hal ini sangat berbahaya karena bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki motif jahat.
Dari survei yang melibatkan dua ribu responden asal Amerika Serikat, tercatat 42 persen pengguna Facebook mengaku memposting tanggal kelahiran mereka, 63 persen memposting foto pribadi mereka, dan 8 persen memberitahu alamat rumah mereka.
Bahkan, 3 persen responden juga tak sungkan-sungkan mengungkapkan kapan mereka akan pergi berlibur meninggalkan rumah.
Selain itu, 21 persen dari mereka juga mengaku memposting foto anak-anak mereka dan 16 persen memposting nama-nama anak mereka.
"Jejaring sosial membuat banyak orang dapat berbagi informasi pribadi dan foto dengan kawan-kawan mereka, dengan cepat dan mudah. Bagaimanapun resiko serius mengancam mereka," ujar Jeff Fox, technology editor Consumer Reports Magazine.
Menurut San Francisco Chronicle yang mengutip laporan dari Magazine, selama dua tahun terakhir, pengguna internet Amerika Serikat telah mengalami kerugian sebesar US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp 40 triliun akibat kejahatan komputer.
Temuan penting lainnya, ternyata 9 persen pengguna jejaring sosial mengaku pernah terinfeksi oleh program jahat, penipuan, pencurian identitas, pelecehan, atau bentuk pelanggaran online lainnya.