Facebook dan Twitter mungkin saja mampu menembus batas apa pun hingga membuat komunikasi tak lagi terhalang oleh jarak dan waktu. Namun kedua situs jejaring sosial itu juga disebut-sebut bisa memicu 'wabah' kesepian.
Jumlah mereka pun terus bertambah seiring dengan peningkatan angka penduduk yang memilih hidup sendiri, memiliki jam kerja yang panjang, dan jarang saling mengunjungi satu sama lain.
Para ahli mengklaim, rasa kesepian juga dipicu oleh kebiasaan orang zaman sekarang yang lebih sering berkomunikasi melalui situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Kebiasaan itu, menurut mereka, dapat melemahkan kecakapan interpersonal. Survei yang melibatkan lebih dari 2.200 orang dewasa di Inggris ini juga memperlihatkan bahwa wanita lebih rentan merasa kesepian ketimbang pria.
Sementara itu laporan lain tidak mau terlalu dini menyalahkan Facebook dan Twitter sebagai pemicu melemahnya kemampuan berkomunikasi dengan orang lain secara langsung. Namun pada intinya, mereka menyimpulkan bahwa situs jejaring sosial dan hasil perkembangan teknologi lainnya tidak bisa menggantikan interaksi manusia yang sebenarnya. Itulah mengapa teknologi tidak bisa membantu mengatasi rasa kesepian.
Di Inggris sendiri, sebagian besar warganya rata-rata menghabiskan waktu selama 50 menit setiap hari untuk bergaul di dunia virtual. Kebiasaan ini secara langsung mengurangi waktu untuk menjalani kehidupan sosial yang sebenarnya.