Dalam acara f8 Developer's Conference di San Francisco, Facebook mengumumkan kerjasamanya dengan Microsoft menyediakan aplikasi online pendukung produktivitas kerja pesaing Google Docs.
Aplikasi Docs.com, adalah software Microsoft Office 2010 versi online, yang juga dapat terintegrasi dengan Facebook. Nantinya ke depan, setelah mengerjakan sebuah dokumen, seseorang bisa langsung berbagi dokumen dengan teman Facebook lainnya.
"Hari ini Microsoft mengumumkan Docs.com, versi online dari program Office, yang memudahkan untuk berbagi dokumen dan berkolaborasi dengan kawan Anda secara online," kata Mark Zuckerberg kepada peserta konferensi.
Pengguna bisa melakukan sign-in ke dalam Docs.com menggunakan ID Facebook mereka. Saat ingin berbagi dokumen dengan orang lain, dokumen itu akan muncul dalam list Kabar Berita (News Feed), bersama dengan beberapa detil editorial.
Atau, bila hanya ingin membagi dokumen itu ke seorang teman, ia bisa mengirimkan dokomen itu langsung ke inbox Facebooknya.
"Sekarang, saat hendak bertukar dokumen Word, PowerPoint, dan Excel, Anda bisa menggunakan Office dengan cara biasa, maupun lewat aplikasi web yang kami sediakan," kata Lili Cheng, General Manager Microsoft FUSE Labs, seperti dikutip dari situs V3.
Saat ini Docs.com memang masih pada tahap beta (percobaan), sehingga pengguna baru bisa melihat dokumen saja, dan belum bisa menikmati layanan Docs.com secara penuh.
Ini merupakan strategi cerdik dari Microsoft untuk memanfaatkan jejaring sosial nomor wahid, untuk mempopulerkan layanan barunya.
Facebook dan Microsoft memang cukup dekat, mengingat Microsoft merupakan salah satu pemegang saham Facebook, setelah raksasa Redmond itu menanamkan dana investasi ke Facebook sebesar US$ 240 juta pada 2007.
Bagi Microsoft sendiri, langkah ini juga beresiko. Layanan baru Microsoft ini tentu saja bakal menyebabkan sebagian para pengguna Microsoft Office tradisional akan beralih ke Docs.com.
Padahal, menurut laporan Silicon Alley Insider, selama ini Microsoft Office adalah software penyumbang pendapatan Microsoft terbesar. Namun, mungkin hal itu masih jauh lebih baik, ketimbang para pengguna Office pindah bermigrasi ke Google Docs.