Manusia pertama yang menggunakan teknologi telah terungkap. Ilmuwan menemukan, manusia kuno telah menggunakan teknologi 3,4 juta tahun lalu. Penemuan ini akan memaksa untuk merevisi buku teks soal evolusi manusia.
Seperti dikutip dari Telegraph, penemuan ini menunjukkan nenek moyang pertama yang menggunakan alat bukan Homo Hablis melainkan Australopithecus afarensis yang lebih dikenal dengan nama Lucy yang ditemukan pertama kali tahun 1976.
Tim yang dipimpin oleh Dr Zeresenay Alemseged dari California Academy of Sciences berhasil menemukan dua fosil tulang hewan yang berusia 3,4 juta tahun di mana ini menjadi bukti penggunaan alat potong. Penemuan ini berasal dari Ethiopia, cukup dekat dengan keberadaan Lucy. Ini berarti bahwa nenek moyang pertama kita yang menggunakan teknologi berasal sekitar 1 juta tahun lebih awal dari perkiraan.
“Penemuan ini akan memaksa kita untuk merevisi buku teks soal evolusi manusia. Ini menjadi bukti penggunaan alat bagi proses makan dalam keluarga manusia ternyata lebih cepat 1 juta tahun,” kata Dr Alemseged. “Perkembangan ini memiliki dampak yang besar dalam sejarah manusia,” katanya lagi.
Koleganya, Dr Shannon McPherron, arkeolog dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology mengatakan, “Ini akan mendorong Zaman Batu 800 ribu lebih awal. Kita sekarang dapat menggambarkan Lucy berjalan di wilayah timur Afrika dengan perangkat batu di tangan untuk menyembelih.”
“Kita dapat melihat dua kunci aspek dari evolusi yaitu konsumsi daging dan penggunaan alat bebatuan. Ini akan mendorong sejarah kita lebih jauh ke belakang,” kata McPherron lagi. Hingga saat ini, bukti paling tua dari penggunaan alat batu berasal dari Bouri, Ethiopia, di mana beberapa tulang yang dipotong ditemukan berusia sekitar 2,5 juta tahun lalu dan dianggap awal mula Zaman Batu.
Temuan terbaru dari tim Dr Alemseged adalah Selam yang diperkirakan saudara Lucy. Uji radiometrik menunjukkan bahwa ini berasal dari 3,4 juta tahun lalu. “Penggunaan alat dasar ini mengubah cara pandang soal nenek moyang kuno dalam berinteraksi dengan alam. Tindakan ini memungkinkan mereka mengkonsumsi jenis makanan baru dan mengeksploitasi wilayah baru,” kata Dr Alemseged.